Kegiatan kuliah lapangan mata kuliah Vulkanologi untuk mahasiswa Geofisika Universitas Indonesia dilakukan di Kawasan Gunung Api Papandayan. Dalam kegiatan ini mahasiswa akan melihat berbagai fenomena vulkanologi secara langsung, diantaranya kawah erupsi samping, manifestasi geothermal, dan kawah aktif gunung api.
Vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gunung berapi, termasuk cara kerja dan proses terjadinya erupsi. Ilmu ini sangat penting untuk dipelajari karena dapat memberikan pemahaman tentang ancaman bencana alam yang dapat diakibatkan oleh gunung berapi. Di sisi lain, pengetahuan tentang vulkanologi juga membantu dalam pengembangan sumber daya energi dan kegiatan pariwisata.
Sejarah perkembangan vulkanologi sebagai ilmu pengetahuan bermula pada abad ke-18 ketika munculnya erupsi besar di Gunung Vesuvius di Italia. Beberapa ahli ilmu alam pada saat itu tertarik untuk mempelajari gunung berapi, termasuk tentang penyebab terjadinya erupsi dan dampak yang dihasilkan. Pada tahun 1912, letusan Gunung Katmai di Alaska memicu lahirnya ilmu vulkanologi modern.
Vulkanologi mencakup berbagai bidang pengetahuan seperti geologi, geofisika, kimia, dan meteorologi. Dalam penelitian vulkanologi, para ilmuwan mempelajari tentang struktur bumi dan gunung berapi, pola erupsi, sifat material vulkanik, dan fenomena terkait seperti gempa bumi, tsunami, dan lahar. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian vulkanologi adalah pemantauan gunung berapi secara langsung maupun tidak langsung. Pemantauan langsung melibatkan pengamatan kondisi fisik gunung berapi seperti bentuknya, ketinggian, dan aktivitas fumarol (asap yang keluar dari tanah vulkanik). Sementara itu, pemantauan tidak langsung dilakukan dengan memanfaatkan teknologi seperti sensor, kamera, dan drone.
Pemahaman yang tepat tentang vulkanologi sangat penting dalam manajemen risiko bencana alam. Banyak bencana alam terkait dengan erupsi gunung berapi seperti abu vulkanik, lahar, dan aliran piroklastik (aliran gas panas dan abu). Ilmu vulkanologi memungkinkan untuk memprediksi terjadinya erupsi dan meminimalisir dampaknya dengan mengembangkan sistem peringatan dini dan rencana evakuasi.
Di sisi lain, vulkanologi juga memiliki dampak positif dalam pengembangan sumber daya energi dan kegiatan pariwisata. Gunung berapi dapat menjadi sumber energi geotermal yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dan memanaskan air. Selain itu, gunung berapi juga menjadi objek wisata yang menarik karena keindahan pemandangannya serta aktivitas vulkanik yang menarik.
Kata "vulcano" berasal dari bahasa Latin "Vulcanus" atau "Volcanus", yang merupakan nama dari dewa api dan pandai besi dalam mitologi Romawi kuno, yaitu dewa Vulcan. Dewa Vulcan dianggap sebagai penguasa api, besi, dan logam serta sering dikaitkan dengan gunung berapi. Nama ini kemudian digunakan untuk menyebut fenomena alam berupa gunung berapi.
Istilah "vulcano" mulai digunakan sekitar tahun 1610-an dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa Italia "vulcano," yang berarti "gunung berapi." Sebelumnya, bentuk awal seperti "volcan" sudah muncul pada 1570-an.
Sumber:
[1] volcano | Etymology of volcano by etymonline
Istilah "vulcano" berasal dari nama dewa api Romawi, Vulcanus, dan telah digunakan sejak zaman kuno. Namun, tidak ada catatan pasti tentang ilmuwan pertama yang menggunakan istilah ini dalam konteks ilmiah. Penggunaan istilah ini dalam ilmu pengetahuan mulai berkembang seiring dengan kemajuan dalam studi geologi dan vulkanologi.
Salah satu tokoh penting dalam sejarah vulkanologi adalah Pliny the Younger, yang memberikan deskripsi rinci tentang letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Deskripsinya menjadi salah satu catatan awal tentang aktivitas vulkanik. Selain itu, Friedrich Wilhelm Heinrich Alexander von Humboldt juga berkontribusi dalam pengembangan ilmu vulkanologi pada awal abad ke-19 dengan pengamatannya terhadap gunung berapi di Amerika Selatan.
Sumber:
[1] The History Of Volcanology - Sciencing
Vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gunung berapi, termasuk cara kerja dan proses terjadinya erupsi. Ilmu ini sangat penting untuk dipelajari karena dapat memberikan pemahaman tentang ancaman bencana alam yang dapat diakibatkan oleh gunung berapi. Di sisi lain, pengetahuan tentang vulkanologi juga membantu dalam pengembangan sumber daya energi dan kegiatan pariwisata.
Sejarah perkembangan vulkanologi sebagai ilmu pengetahuan bermula pada abad ke-18 ketika munculnya erupsi besar di Gunung Vesuvius di Italia. Beberapa ahli ilmu alam pada saat itu tertarik untuk mempelajari gunung berapi, termasuk tentang penyebab terjadinya erupsi dan dampak yang dihasilkan. Pada tahun 1912, letusan Gunung Katmai di Alaska memicu lahirnya ilmu vulkanologi modern.
Vulkanologi mencakup berbagai bidang pengetahuan seperti geologi, geofisika, kimia, dan meteorologi. Dalam penelitian vulkanologi, para ilmuwan mempelajari tentang struktur bumi dan gunung berapi, pola erupsi, sifat material vulkanik, dan fenomena terkait seperti gempa bumi, tsunami, dan lahar. Salah satu metode yang digunakan dalam penelitian vulkanologi adalah pemantauan gunung berapi secara langsung maupun tidak langsung. Pemantauan langsung melibatkan pengamatan kondisi fisik gunung berapi seperti bentuknya, ketinggian, dan aktivitas fumarol (asap yang keluar dari tanah vulkanik). Sementara itu, pemantauan tidak langsung dilakukan dengan memanfaatkan teknologi seperti sensor, kamera, dan drone.
Pemahaman yang tepat tentang vulkanologi sangat penting dalam manajemen risiko bencana alam. Banyak bencana alam terkait dengan erupsi gunung berapi seperti abu vulkanik, lahar, dan aliran piroklastik (aliran gas panas dan abu). Ilmu vulkanologi memungkinkan untuk memprediksi terjadinya erupsi dan meminimalisir dampaknya dengan mengembangkan sistem peringatan dini dan rencana evakuasi.
Di sisi lain, vulkanologi juga memiliki dampak positif dalam pengembangan sumber daya energi dan kegiatan pariwisata. Gunung berapi dapat menjadi sumber energi geotermal yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dan memanaskan air. Selain itu, gunung berapi juga menjadi objek wisata yang menarik karena keindahan pemandangannya serta aktivitas vulkanik yang menarik.
Sumber:
[1] PENGERTIAN DAN SEJARAH VULCANOLOGI - librarian.id
[2] Vulkanologi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[3] The History Of Volcanology - Sciencing
Beberapa universitas di dunia terkenal karena keunggulan mereka dalam penelitian vulkanologi. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. University of Hawaii at Manoa (AS): Universitas ini memiliki program vulkanologi yang sangat kuat, terutama karena lokasinya yang dekat dengan gunung berapi aktif seperti Kilauea dan Mauna Loa.
2. University of Cambridge (Inggris): Dikenal dengan penelitian geologi dan vulkanologi yang mendalam, universitas ini memiliki banyak ilmuwan terkemuka di bidang ini.
3. University of Tokyo (Jepang): Jepang adalah negara dengan banyak gunung berapi aktif, dan Universitas Tokyo memiliki program penelitian vulkanologi yang sangat maju.
4. Institut Teknologi Bandung (Indonesia): Sebagai negara dengan banyak gunung berapi, Indonesia memiliki universitas seperti ITB yang unggul dalam penelitian vulkanologi, terutama terkait dengan mitigasi bencana.
5. University of Oregon (AS): Universitas ini juga memiliki program vulkanologi yang kuat, dengan fokus pada penelitian gunung berapi di wilayah barat Amerika Serikat.
Universitas-universitas ini memiliki fasilitas penelitian yang canggih dan sering bekerja sama dengan lembaga internasional untuk mempelajari aktivitas vulkanik di seluruh dunia.
Beberapa nama profesor terkenal di universitas-universitas yang mendidik calon-calon vulkanolog:
University of Hawaii at Manoa
Bruce Houghton: Gordon A. Macdonald Professor of Volcanology di School of Ocean and Earth Science and Technology (SOEST). Beliau dikenal atas kontribusinya dalam memahami dinamika erupsi vulkanik dan respons manusia terhadapnya⁽¹⁾.
University of Cambridge
Marie Edmonds: Profesor Volcanology dan Petrology serta Kepala Departemen Earth Sciences. Penelitiannya berfokus pada dampak gunung berapi terhadap lingkungan dan keberlangsungan hidup di planet kita⁽²⁾.
Clive Oppenheimer: Profesor yang terkenal dengan penelitian tentang letusan gunung berapi dan dampaknya terhadap iklim dan masyarakat⁽³⁾.
University of Tokyo
Setsuya Nakada: Emeritus Professor dan Direktur Jenderal Center for Integrated Volcano Research di National Research Institute for Earth Science and Disaster Resilience (NIED). Beliau memiliki pengalaman luas dalam penelitian vulkanologi dan mitigasi bencana⁽⁴⁾.
Fukashi Maeno: Associate Professor di Volcano Research Center, Earthquake Research Institute. Penelitiannya mencakup dinamika erupsi, aliran piroklastik, dan proses hidrovolkanik⁽⁵⁾.
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Gusti Bagus Eddy Sucipta: Dosen di bidang Mineralogy, Petrology, dan Volcanology. Beliau memiliki pengalaman luas dalam penelitian petrologi batuan vulkanik di bidang geotermal⁽⁶⁾.
Irwan Meilano: Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) dan Profesor di bidang Geodesi Gempa Bumi. Penelitiannya mencakup pemetaan bahaya gempa bumi dan aktivitas tektonik⁽⁷⁾.
University of Oregon
Josef Dufek: Gwen and Charles Lillis Chair Professor di Earth Sciences. Beliau adalah Direktur Oregon Center for Volcanology dan dikenal atas penelitiannya dalam dinamika fluida multiphase dan proses permukaan planet⁽⁸⁾.
Paul Wallace: Profesor yang telah menggunakan berbagai teknik untuk mempelajari gunung berapi selama lebih dari 30 tahun. Beliau adalah mantan Direktur Oregon Center for Volcanology.
Sumber:
[1] Volcanology professor named 2018 American Geophysical Union Fellow
[2] Professor Marie Edmonds | Department of Earth Sciences
[3] People – Cambridge Volcanology Group - University of Cambridge
[4] Prof. Setsuya Nakada - Global Geoparks Network
[5] Fukashi MAENO - 東京大学
[6] Geological Engineering » Gusti Bagus Eddy Sucipta
[7] Prof. Dr. Irwan Meilano – FITB - Institut Teknologi Bandung
[8] Oregon Center for Volcanology - University of Oregon
[9] Volcanology at the University of Oregon: The UO’s Volcanic Footprint
Jumlah mahasiswa yang belajar vulkanologi di universitas-universitas tersebut bervariasi tergantung pada program dan fokus penelitian masing-masing. Misalnya:
1. University of Hawaii at Manoa memiliki program vulkanologi yang kuat karena lokasinya dekat dengan gunung berapi aktif seperti Kilauea. Program ini menarik banyak mahasiswa dari seluruh dunia, terutama yang tertarik pada vulkanologi praktis dan penelitian lapangan.
2. University of Cambridge memiliki program Earth Sciences yang mencakup vulkanologi sebagai salah satu bidangnya. Meskipun jumlah mahasiswa yang fokus pada vulkanologi mungkin lebih kecil dibandingkan dengan universitas lain, kualitas penelitian dan pengajaran mereka sangat tinggi.
3. University of Tokyo memiliki banyak mahasiswa yang belajar vulkanologi, terutama karena Jepang adalah negara dengan banyak gunung berapi aktif. Program ini sangat menarik bagi mahasiswa lokal dan internasional.
4. Institut Teknologi Bandung (ITB) di Indonesia juga memiliki program vulkanologi yang menarik banyak mahasiswa, terutama karena Indonesia adalah salah satu negara dengan aktivitas vulkanik tertinggi di dunia.
5. University of Oregon memiliki Oregon Center for Volcanology yang menarik mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk belajar dan melakukan penelitian tentang gunung berapi.
Profesi vulkanolog bisa menawarkan gaji yang cukup baik, tergantung pada lokasi dan pengalaman. Berikut adalah beberapa informasi tentang gaji vulkanolog di beberapa negara:
1. Indonesia: Rata-rata gaji vulkanolog di Indonesia adalah sekitar Rp497.409.212 per tahun. Vulkanolog pemula dengan pengalaman 1-3 tahun dapat menghasilkan sekitar Rp352.597.510 per tahun, sementara vulkanolog senior dengan pengalaman lebih dari 8 tahun dapat menghasilkan hingga Rp625.758.081 per tahun⁽¹⁾.
2. Amerika Serikat: Rata-rata gaji vulkanolog di Amerika Serikat adalah sekitar $92,000 per tahun. Gaji ini bisa lebih tinggi tergantung pada pengalaman dan lokasi kerja.
3. Inggris: Vulkanolog di Inggris dapat menghasilkan sekitar £40,000 hingga £60,000 per tahun, tergantung pada pengalaman dan posisi.
4. Jepang: Gaji vulkanolog di Jepang bervariasi, tetapi rata-rata sekitar ¥6,000,000 hingga ¥8,000,000 per tahun.
Gaji vulkanolog bisa cukup menjanjikan, terutama jika Anda bekerja di negara dengan banyak aktivitas vulkanik atau di lembaga penelitian terkemuka. Selain itu, pengalaman dan spesialisasi dalam bidang tertentu juga dapat mempengaruhi besarnya gaji.
Sumber:
[1] Volcanologist Salary Indonesia - SalaryExpert
[2] Volcanologist Salaries by Country | Salary Calculator by ... - SalaryExpert
[3] Volcanologist Salary (February 2025) | ISPE
Vulkanolog bisa bekerja di perusahaan tambang seperti Pertamina. Vulkanolog memiliki keahlian dalam memahami struktur geologi dan aktivitas vulkanik, yang sangat berguna dalam eksplorasi dan pengelolaan sumber daya alam. Mereka dapat membantu dalam:
1. Eksplorasi Sumber Daya: Vulkanolog dapat membantu dalam mencari dan mengevaluasi potensi sumber daya mineral dan energi, seperti minyak, gas, dan geotermal.
2. Mitigasi Risiko: Vulkanolog dapat membantu dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko geologi yang terkait dengan aktivitas vulkanik dan gempa bumi, yang penting untuk keselamatan operasional.
3. Penelitian dan Pengembangan: Vulkanolog dapat terlibat dalam penelitian dan pengembangan teknologi baru untuk eksplorasi dan ekstraksi sumber daya alam.
Perusahaan tambang besar seperti Pertamina sering kali membutuhkan keahlian dari berbagai disiplin ilmu, termasuk vulkanologi, untuk memastikan operasi yang aman dan efisien.
Vulkanolog bisa bekerja dengan sistem kontrak dengan perusahaan pertambangan minyak. Perusahaan-perusahaan tambang, termasuk yang bergerak di sektor minyak dan gas, sering kali membutuhkan keahlian vulkanolog untuk berbagai keperluan, seperti eksplorasi sumber daya, mitigasi risiko geologi, dan penelitian terkait aktivitas vulkanik.
Sistem kontrak memungkinkan perusahaan untuk mempekerjakan vulkanolog untuk proyek-proyek tertentu atau dalam jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan. Misalnya, perusahaan seperti Petrosea menawarkan layanan kontrak pertambangan yang mencakup berbagai proyek, termasuk konsultasi teknis dan studi kelayakan.
Sumber:
[1] Contract Mining - Petrosea
Di Indonesia, ada beberapa organisasi dan perusahaan yang berfokus pada vulkanologi dan ilmu kebumian. Salah satu contohnya adalah PT. Prihaditama, yang awalnya merupakan laboratorium vulkanologi dan panas bumi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Perusahaan ini didirikan untuk menjawab tantangan di bidang eksplorasi dan penelitian geosains, termasuk vulkanologi⁽¹⁾.
Selain itu, ada juga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), yang merupakan bagian dari Badan Geologi di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. PVMBG bertanggung jawab atas pemantauan aktivitas gunung berapi dan mitigasi bencana terkait.
Sumber:
[1] About Us - PT. Prihaditama
[2] Struktur Organisasi Badan Geologi | Portal Layanan Satu Pintu Badan Geologi
[3] Menuju Satu Abad Pemantauan PVMBG - ESDM
Beberapa lembaga dan universitas di Indonesia telah terlibat dalam penelitian Gunung Krakatau. Misalnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara rutin memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau dan melakukan penelitian terkait deformasi dan aktivitas vulkanik⁽¹⁾. Selain itu, Institut Teknologi Sumatera (ITERA) juga melakukan penelitian tentang deformasi Gunung Anak Krakatau menggunakan metode Differential Interferometry Synthetic Aperture Radar (DInSAR)⁽¹⁾.
Penelitian ini penting untuk memahami dinamika vulkanik dan mitigasi risiko bencana yang mungkin timbul akibat aktivitas gunung berapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar