Di lorong rumah indekos keadaan masih lengang. Di dapur, juga di petak cucian, para penghuni rupanya belum pada bangun. Nggak biasanya begini ,pikir Maksum. Setiap subuh biasanya sudah ada yang sibuk masak atau nyuci. Otak Maksum jadi plong merasakan bisa melenggang bebas ke kamar mandi.
Selesai mandi , Maksum membangunkan istrinya supaya mandi jinabat juga. Saat istrinya mandi , Maksum kembali rebah di ranjang, menunggu sang istri selesai mandi untuk menunaikan solat berjamaah. Di saat penantiannya itu, Maksum lagi-lagi diserang setan kantuk. Dia berjuang keras membuka mata. Dua mata. Ketika dua matanya tak bisa dipertahankan berbarengan , dia mencoba membuka satu mata bergantian. Apa saja dilakukan seperti mengerjap-ngerjap dan memijit-mijit sekitar mata. Tapi setan lebih digdaya, Maksum pun terlelap.
Beberapa saat kemudian dia terbangun . Rasanya ada yang mengguyur mukanya. Saat matanya terbuka, dilihatnya Nikmah sedang memegang gelas berisi air. Sebagian isinya telah mendarat di muka Maksum, membuatnya tergagap seperti habis tenggelam.
" Maahh, kalau ngasih air kira-kira yoo..!"
Nikmah tersenyum ," ya sudah aku kira-kira Mas, kalau nggak , kasurnya basah semua yoo..".
Sebenarnya Maksum sendiri yang memberi mandat kepada Nikmah supaya menyiram mukanya jika dia susah melek. Meski begitu dia tetap dongkol juga.
Jam lima, rumah indekos mulai gaduh. Ada yang sibuk dengan alat dapur, ada yang membunyikan musik , dan ada yang momong anak. Suara pria dan wanita bersahutan, rupanya membicarakan acara tivi semalam. Maksum sendiri tidak nonton tivi , habis isyak dia sibuk di ranjang.
Rumah indekos memiliki sepuluh kamar dengan posisi berhadap-hadapan antara lima kamar. Dipisahkan koridor selebar satu meter. Seluruhnya dihuni oleh para buruh pabrik . Dan sebagian besar adalah buruh yang bekerja di pabrik yang sama dengan Maksum.
Tempat itu tergolong paling bagus. Kamar-kamarnya besar dan berlantai keramik putih yang selalu tampak bersih.Di luar kamar dilengkapi fasilitas dapur yang lapang, tiga kamar mandi , kakus dan petak untuk menyuci pakaian. Tuan rumah juga menyediakan tempat untuk menampung sepuluh sepeda motor. Tempat itu juga dekat dengan pabrik. Rata-rata para penghuni mengaku betah tinggal di situ.(Bersambung ke entri Outsourthings: celah satu (3))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar