Semua fasilitas itu harus dibayar sembilanpuluh ribu rupiah per bulan. Ongkos segitu tergolong murah bagi buruh yang mendambakan kenyamanan indekos di daerah pinggiran Surabaya. Di tempat lain biasanya hanya dapat kamar kecil minim fasilitas. Tak jarang dikenakan biaya tambahan untuk pemakaian listrik menurut barang elektronik yang dibawa ke kamar indekos.
Pemakaian listrik bagi para penghuni di tiap kamarnya los karena berdaya besar, tapi harus pandai membagi pemakaian, kalau tidak ,listrik akan gampang njeglek. Para penghuni rata-rata membawa televisi, video player, magic jar, kipas angin plus setrika listrik. Kalau semua diaktifkan berbarengan pastilah overload sehingga arus listrik putus. Mau tidak mau mereka harus saling tenggang rasa dan tidak mementingkan keperluan sendiri.
Setelah solat Nikmah beranjak ke dapur membuatkan sarapan dan wedang kopi untuk Maksum. Sementara Maksum masih duduk bersila di lantai beralas sajadah dengan kedua tangannya menadah dengan khusyuk. Setelah mengajukan segala permohonan kepada Tuhan, Maksum melipat sajadah , menyampirkannya di mahkota ranjang lalu duduk di kursi plastik dan menyetel radio untuk mendengarkan program favoritnya. Suara berat agak serak keluar dari speker tape recorder merek Polytron yang diletakkan di meja dekat tembok sisi timur, menyapa para pendengar, "Assalaamualaikum warohmatullohi wa barokatuh, sohib muslim, pendengar Radio HAMKA Fm...yang mulia, ucapan syahadat , aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang aku sembah selain Alloh dan Nabi Muhammad adalah Rosul Alloh, adalah deklarasi kemenangan bagi umat manusia yang telah keluar dari dunia kegelapan...[Bersambung ke entri Outsourthings: celah satu (4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar