Rabu, 15 Agustus 2012

Strong Trade Unions And Peace


Rekonsiliasi KSPSI Mengakhiri Dualisme Kepemimpinan

Rabu, 1 Agustus 2012 - 22:130

Deklarasi Rekonsiliasi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Ini Bertema "Strong Trade Unions And Peace" Dihadiri Oleh Yorrys Raweyai (Ketua Umum KSPSI), Muhaimin Iskandar (Menakertrans), Syukur Sapto (Ketua Umum SPSI), Sofyan Wanadi (Ketua Umum Apindo), Peter F (Direktur ILO Jakarta) Dan Jajaran DPD KSPSI -- Foto: Cesare/ Seruu.Com
Jakarta, Seruu.com - Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Yorrys Raweyai dan SPSI pimpinan Syukur Sapto melakukan Deklarasi Rekonsiliasi KSPSI, hari ini Rabu (01/08/2012) di Hotel Borobudur, Jakarta.
Deklarasi Rekonsiliasi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) ini bertema "Strong Trade Unions And Peace" dihadiri oleh Yorrys Raweyai (Ketua Umum KSPSI), Muhaimin Iskandar (Menakertrans), Syukur Sapto (Ketua Umum SPSI), Sofyan Wanadi (Ketua Umum Apindo), Peter F (Direktur ILO Jakarta) dan jajaran DPD KSPSI.

Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Yorrys Raweyai mengatakan untuk membangun suatu kekuatan pekerja diperlukan kebersamaan.

"Sejak Februari telah kami upayakan, karena idealisme, dan senasib sepenanggungan, rekonsiliasi secara fisik sudah kami laksanakan. Kami bersyukur pada bulan ramadhan disaksikan pak Menakertrans, dari ILO, dan teman yang lain. Yang lebih penting adalah rekonsiliasi batin." Kata Yorrys Raweyai pada sambutannya saat Deklarasi Rekonsiliasi KSPSI di Hotel Borobudor, Jakarta Pusat, Rabu (01/08/2012).

Menurut Yorrys ada beberapa hal yang sudah disepakati menjadi fokus KSPSI kedepan. Pertama adalah sistem pengupahan dari waktu ke waktu. Dengan berbagai indikator yang ada yang menurutnya tidak manusiawi.

Kalau dikatakan pemerintah, income percapita, daripada harus mencari indikator untuk menghitung inflasi dan lainnya, yang tidak membawa ketidakpastian bagi kaum pekerja dalam hal menghitung UMR.

Yang berikutnya adalah masalah outsourching, Yorrys menegaskan bahwa outsourching adalah perbudakan era modern yang tidak boleh digenerlisir dan dipermanenkan keberadaannya karena tidak manusiawi.

"Saya selaku Ketum, sudah saya katakan, bahwa outsourching adalah perbudakan di era modern, pada pekerjaan tertentu, tidak boleh digeneralisir dan dipermanenkan. Yang selalu memikirkan dan selalu ditarik. Pola outsourching tidak manusiawi" Tegas Yorrys.

Menurutnya, UU 13 tahun 2003 ketenagakerjaan perlu direvisi dan semua itu bisa dilaksanakan oleh pihak pekerja, pengusaha dan pemerintah selaku tripartit harus duduk sama-sama untuk merumuskan melalui kajian yang dilaksanakan, sehingga terukur.

"Sudah saatnya merubah paradigma pekerja dari sebelumnya adalah objek dalam pembangunan bangsa menjadi subyek dalam pembangunan agar tercipta kesetaraan. Oleh karena itu mari kita rubah paradigma pekerja yang lebih baik dan lebih manusiawi kedepannya dengan ditata kelola sistem outsorcing." Pungkasnya.

Sementara, Ketua SPSI, Syukur Sapto mengatakan sangat bahagia dengan ditandatanganinya deklarasi rekonsiliasi KSPI ini maka menandakan telah bersatunya kembali salah satu kekuatan serikat pekerja terbesar yang ada di Indonesia.

"Saya salah satunya yang berbahagia, kita baru saja saksikan bersama penandatanganan rekonsiliasi KSPSI," Kata Syukur Sapto saat menyampaikan sambutannya

Menurut Syukur, dalam beberapa kesempatan dirinya bersama puluhan organisasi serikat pekerja atau buruh kebingungan dalam 5 tahun terakhir, karena organisasi pekerja yang ada di Indonesia belum bersatu, alhasil dalam memperjuangkan hak-hak pekerja yang dinilai tidak menguntungkan kurang berhasil.

Di sisi lain,lanjut Syukur rekan-rekannya di berbagai organisasi pekerja sebenarnya menginginkan adanya wadah yang sanggup menyatukan pekerja. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar sendiri mempertanyakan kapan organisasi buruh dapat bersatu.

Sejak konggres di Malang pihaknya bersama rekan-rekannya kemudian membentuk tim untuk merealisasikan bersatunya pekerja dalam satu wadah organisasi. Dan, hal itu akhirnya dapat terwujud bersama pada 1 Agustus 2012 bersatunya batin, jiwa, otak dan pikiran rekan-rekan pekerja.

"Rekonsiliasi batin, jiwa, otak dan pikiran harus rekonsiliasi. Tanpa memikirkan siapa yang menang dan kalah, tetapi bagaimana bersama-sama memperjuangkan kaum pekerja," tandasnya. [Cesare] 

Sumber: Seruu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar