Selasa, 10 Desember 2013

Memilih Pemimpin

Tafsir Al Azhar Buya Hamka

Setelah Bani Isroil diseberangkan dari Mesir oleh nabi Musa dan
dikarantina di padang Tih selama 40 tahun lamanya,dengan pimpinan nabi
Yusya, mereka dpt juga menempuh ke negeri yg telah dijanjikan Tuhan
untuk mereka,tanah KANAAN atau kemudian menjadi Yerusalem. Jarak
tempuh yg lama menjadikan semangat mereka kendor karena tiada lagi
pemimpin-pemimpin yg kuat. Hingga bangsa asli negeri itu yaitu bangsa
Palestina bangkit kembali. Maka mereka desak Bani Isroil hingga lemah
dan runtuh.
Imam-imam atau ketua-ketua mereka berganti-ganti naik,tetapi tidak ada yg
kuat memimpin mereka utk bangun kembali sebagai dulu mereka rasai.
Yang tinggal hanyalah nabi-nabi yg bergiliran datang. Nabi-nabi itupun kalau
tdk mereka senangi ada yg mereka bunuh.
Tetapi ada diantara nabi itu menurut ahli tafsir namanya adalah Samuel.
Usianya telah tua tapi fikirannya sangat diharapkan orang. Di zaman nabi
Samuel inilah timbul fikiran bani Isroil atas perlunya seorang pemimpin
atau raja.
Disinilah yg dikisahkan oleh ayat 246 al baqoroh
" tidakkah engkau perhatikan dari hal pemuka-pemuka Bani Israil
sesudah Musa? Seketika mereka berkata kepada seorang Nabi:- angkatlah untuk
kami seorang raja,supaya kami berperang pd jalan ALLOH !.
Berkata dia (nabi itu): - apakah tidak terjadi kelak kamu
diperintah berperang,tapi kamu tdk mau berperang?
Mereka menjawab: - bagaimana kami tdk mau berperang di
jalan ALLOH, padahal kami telah diusir dari kampung kami dan dari anak-anak
kami. Begitu ada perintah perang,mereka pun berpaling,kecuali
sebagian kecil di antara mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar