Jombang - Sejumlah aktivis Jombang era
1980-an hingga 1998 terlihat berkumpul
dalam tahlil mengenang 7 hari wafatnya
Hadi Ciptono alias Kacik di rumah Khusnul,
istri almarhum, di Desa Sambongdukuh
Kecamatan Jombang Kota, Sabtu
(31/8/2013) malam.
Seperti yang telah
diketahui, Kacik adalah aktivis yang paling
diburu rezim Soeharto dan dia pula aktivis
yang melakukan investigasi kasus buruh
Marsinah.
Usai tahlil dan kirim doa, mereka terlibat
diskusi kecil dan merefleksikan kiprah Kacik
di dunia pergerakan, baik secara lokal
maupun kancah nasional. "Kacik adalah
guru sekaligus kawan dalam pergerakan.
Kami sangat kehilangan atas meninggalnya
Kacik," ujar Hananto Veri, mantan Sekjen
MAK (Masyarakat Anti Kekerasan)
Jombang.
Veri menceritakan perkenalannya dengan
Kacik pada tahun 1995. Saat itu mereka
bersama-sama melakukan advokasi
terhadap buruh CV Maska Perkasa. Ribuan
buruh pabrik sepatu di kawasan
Tunggorono Jombang itu di-PHK tanpa
pesangon. Nah, saat itulah Kacik juga
terlibat aktif dalam pendampingan buruh.
Hingga kemudian mahasiswa membentuk
KSBM (Komite Solidaritas Buruh Maska).
Selain Veri, beberapa eks aktivis FAMI
(Front Aksi Mahasiswa Indonesia) juga turut
hadir, diantaranya Rindra Iman Lesmana,
mantan aktivis Formajo (Forum Mahasiswa
Jombang), Wijayadi, serta sejumlah mantan
aktivis buruh yang tergabung dalam KABUT
(Komite Aksi Buruh Tertindas).
"Totalitas Kacik dalam dunia pergerakan
tidak diragukan lagi. Mulai kasus Marsinah,
kasus Maska, hingga kasus pembredelan
majalah Tempo, Editor, dan DeTIK, Kacik
selalu berada di garis depan. Dia sangat
lantang menentang kediktatoran Soeharto.
Maka tidak heran, ia menjadi buronan
aparat," kata Rindra, eks aktivis FAMI
sekaligus Formajo
Kacik juga pernah menjadi Ketua Yayasan
Arek Surabaya. Yayasan inilah yang
pertama kali melakukan advokasi terhadap
kasus Marsinah. Bahkan, bersama 10 LSM
lainnya, Kacik kemudian membentuk
Komite Solidaritas Untuk Marsinah
(KASUM). KASUM merupakan lembaga
yang ditujukan khusus untuk mengadvokasi
dan investigasi kasus pembunuhan aktivis
buruh Marsinah. Selain Kacik, di dalam
lembaga tersebut juga ada almarhum Munir
(aktivis KontraS).
Hadi Ciptono, wafat di Surabaya, Senin
(26/8/2013) lalu. Sebelumnya, alumnus
Unair Surabaya ini mengalami serangan
stroke dan harus menjalani perawatan di
RSAL. Ia meninggalkan seorang istri dan
seorang anak. Jenazah aktivis era 80-an ini
dimakamkan di TPU Tembok Surabaya.
https://www.facebook.com/hadi.kacik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar